Potensi Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Sebagai Komoditas Unggulan di Bidang Budidaya Perikanan

News Image
Meita Wahyuni 25 Aug 2025
Rumput laut (Eucheuma Cottonii) merupakan salah satu komoditas unggulan di sektor budidaya perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama sebagai bahan baku utama dalam industri karaginan, zat hidrolifi yang digunakan untuk indiustri makanan, minuman, farmasi, dll (Fardhyanti & Julianur. 2015). Menurut Nur Inzani Adnan & Muh. Rizal Tahun 2023, Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi besar dalam pengembangan budidaya rumput laut ini, khususnya di wilayah pesisir tropis, beberapa rumah tangga nelayan mulai beralih menjadi pembudidaya rumput laut karena budidaya ini relative muda dan tidak membutuhkan modal besar.

Ekspor rumput laut Indonesia terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BPS tahun 2023, ekspor rumput laut kering Indonesia mencapai lebih dari 200 ribu ton dengan nilai melebihi USD 300 juta. Namun, sebagian besar masih dalam bentuk bahan mentah, yang menyebabkan hilangnya potensi ekonomi dari pengolahan lebih lanjut di dalam negeri. Fluktuasi Harga ketergantungan pada pasar ekspor dan dominasi tengkulak atau eksportir besar dalam rantai distribusi menyebabkan harga sering tidak berpihak pada petani (Walinono, Andi Rusdi. 2018). Petani sulit menentukan harga jual karena lemahnya posisi tawar-menawar.

Eucheuma Cottoni merupakan spesies rumput laut merah (Rhodophyta) yang sangat adaptif terhadap perairan tropis dengan suhu tumbuh optimal pada angka 26 – 30°C ((Kadi dan Atmadja. (1988); Glenn & Doty (1990); Anggadiredja et al)) dan menurut Dawes (1981), salinitas antara 30 – 35 ppt. Sehingga wilayah pesisir Indonesia yang beriklim tropis dan memiliki perairan dangkal sangat mendukung pertumbuhan alami maupun budidaya jenis ini. Selain itu, menurut Widyastuti (2010) E. cottonii memiliki keunggulan dalam hal laju pertumbuhan yang cepat, dengan waktu panen rata-rata 40–45 hari setelah tanam. Budidaya secara vegetatif melalui stek juga memungkinkan perbanyakan bibit secara efisien, walaupun dalam jangka panjang bisa menyebabkan penurunan kualitas genetik jika tidak dilakukan pembaruan bibit dari sumber yang unggul. Kualitas Bibit Banyak pembudidaya menggunakan bibit regeneratif yang diambil dari hasil panen sebelumnya. Penggunaan bibit semacam ini secara berulang dalam jangka panjang menyebabkan penurunan kualitas pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap penyakit.

Meskipun potensinya besar, pengembangan budidaya Eucheuma cottonii masih menghadapi sejumlah permasalahan serius, baik dari sisi teknis, manajemen, maupun struktur pasar. Kualitas Bibit Banyak pembudidaya menggunakan bibit regeneratif yang diambil dari hasil panen sebelumnya. Penggunaan bibit semacam ini secara berulang dalam jangka panjang menyebabkan penurunan kualitas pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Teknologi Budidaya Sebagian besar pembudidaya masih menggunakan metode tradisional, seperti sistem lepas dasar atau rakit apung sederhana. Minimnya adopsi teknologi modern seperti sistem longline atau kultur dalam jaring menyebabkan rendahnya efisiensi produksi dan kualitas hasil panen.

Contact Us

Jl. Asrama Polri ex Brimob Cilincing 14120, Jakarta Utara, DKI Jakarta, INDONESIA

+6281929481169

+6281929481169

sea.vida6@gmail.com